Selasa, 26 Agustus 2014

aplikasi Psikologi dan teori yang berkaitan



BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Dalam teknologi pendidikan diperlukan teori psikologi ( psikologi pendidikan dan psikologi belajar ), karena subjek dalam teknologi pendidikan adalah manusia ( peserta didik ). Setiap peserta didik memiliki karateristik tersendiri yang berbeda satu sama lain. Oleh sebab itu diperlukanlah teori psikologi. Selain itu juga, dalam membuat strategi belajar dan untuk mengetahui tehnik belajar yang baik maka terlabih dahulu kita sebagai guru harus mengerti ilmu jiwa.
BAB II
PAMBAHASAN
A.    Devinisi
1.      Psikologi
Psikologi dibutuhkan di berbagai ilmu pengetahuan untuk mengerti dan memahami kejiwaan seseorang.  Psikologi juga merupakan suatu disiplin ilmu berobyek formal perilaku manusia, yang berkembang pesat sesuai dengan perkembangan perilaku manusia dalam berbagai latar.

Pengetahuan tentang psikologi diperlukan oleh dunia pendidikan karena dunia pendidikan menghadapi peserta didik yang unik dilihat dari segi karakteristik perilaku, kepribadian, sikap, minat, motivasi, perhatian, persepsi, daya pikir, inteligensi, fantasi, dan berbagai aspek psikologis lainnya yang berbeda antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya. Perbedaan karakteristik psikologis yang dimiliki oleh para peserta didik harus diketahui dan dipahami oleh setiap guru atau instruktur yang berperan sebagai pendidik dan pengajar di kelas, jika ingin proses pembelajarannya berhasil.[1]
Psikologi berasal dari dua kata bahasa yunani psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu, secara harfiah psikologi dapat diartikan yaitu ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa. Menurut Branca[2] menyatakaan bahwa psikologi sebagai ilmu tentang perilaku.
Menurut Woodworth dan Marquis[3], menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang aktivitas individu, baik aktivitas motorik, kognitif maupun emosinonal. Definisi ini, lebih bersifat praktis karena langsung mengarah pada aktivitas kongkrit yang dilakukan manusia sebagai manifestasi kondisi kejiwaannya.
Psikologi atau ilmu jiwa yang mempelajari jiwa manusia, jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar, karena itu jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manusia yang berada dan melekat dalam manusia itu sendiri.[4]
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang proses mental dan perilaku seseorang yang merupakan manifestasi atau penjelmaan dari jiwa itu.[5]
2.      Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan yaitu ilmu yang membahas segi-segi psikologi dalam lapangan pendidikan dimana psikologi pendidikan adalah studi ilmiah mengenai tingkah laku individu dalam situasi pendidikan. Tujuan psikologi pendidikan ialah mempelajari tingkah laku manusia dan perubahan tingkah laku itu sebagai akibat proses dari tangan pendidikan dan berusaha bagaimana suatu tingkah laku itu seharusnya diubah, dibimbing melalui pendidikan (Mustaqim, 2010).[6]
Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.[7]
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan – pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :
  1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat. Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.
  2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai. Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya.
  3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
  4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik. Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
  5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif. Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
  6. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya. Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
  7. Menilai hasil pembelajaran yang adil. Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.[8]
3.      Aplikasi Psikologi Pendidikan
Aplikasi Psikologi Pendidikan dalam Teknologi Pendidikan adalah yang menyangkut dengan aspek-aspek perilaku dalam ruang lingkup belajar mengajar. Secara psikologis, manusia adalah mahluk individual namun juga sebagai makhluk social dengan kata lain manusia itu sebagai makhluk yang unik. Maka dari itu kajian psikologi pendidikan dalam Teknologi pendidikan seharusnya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap individu baik ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaan serta karakteristik-karakteristik individu lainnya.  Dan strategi belajar seperti itu terdapat dalam kajian ilmu Teknologi Pendidikan.[9]
B.     Beberapa Teori Dalam Psikologi Yang Berhubungan Dengan Pengembangan Teknologi Pendidikan.
Yang menjadi persoalan adalah bagaimana proses pendidikan dilaksanakan?? berikut dikemukakan empat teori psikologi pendidikan yang paling berpengaruh yaitu:
·         Behaviorisme ( Tingkah Laku / Perilaku ): Pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan. Contoh: Pengelolaan kelas berpusat pada guru dengan interaksi sosial sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu dan bukan merupakan tujuan utama yang hendak dicapai.
·         Kognitivisme ( Akal Pikiran / Otak )pendidikan dihasilkan dari proses berpikir ( dalam Sukarjo, 2009 :50).[10] contoh: Perlakuan individu didasarkan pada tingkat perkembangan kognitif peserta didik.
·         Konstruktivisme: Agar siswa memiliki kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar ( dalam Sukarjo 2009 :56).[11]
·         Humanistik ( Bakat ): para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini .Beberapa psikolog humanistik melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi lebih baik dan belajar.

C.    Aplikasi Teori Psikologi Humanistik
Pada makalah ini sebernanya bahasan utama kita adalah teori HUMANISTIK. Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap berhasil apabila peserta didik / si  pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain peserta didik / si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya .[12]
Implikasinya terhadap pendidikan adalah sebagai berikut ( dalam Baharudin & Wahyuni, 2008 ) :[13]
  1. Perlakuan terhadap individu didasarkan akan kebutuhan individual dan kepribadian peserta didik.
  2. Motivasi belajar berasal dari dalam diri (intrinsik) karena adanya keinginan untuk mengetahui.
  3. Metode belajar menggunakan metode pendekatan terpadu dengan menekankan kepada ilmu-ilmu sosial.
  4. Tujuan kurikuler mengutamakan pada perkembangan dari segi sosial, keterampilan berkomunikasi, dan kemampuan untuk peka terhadap kebutuhan individu dan orang lain
  5. Bentuk pengelolaan kelas berpusat pada peserta didik yang mempunyai kebebasan memilih dan guru hanya berperan untuk membantu.
  6. Untuk mengefektifkan mengajar maka pengajaran disusun dalam bentuk topik-topik terpadu berdasarkan pada kebutuhan peserta didik
  7. Partisipasi peserta didik sangat dominan
  8. Kegiatan belajar peserta didik mengutamakan belajar melalui pemahaman dan pengertian bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan
Secara singkat pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik. Dalam teori humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.[14]
D.    Studi Kasus
Setiap manusia mempunyai hak kemanusiaan dan dianggap sebagai manusia. Oleh sebab itu, sebagai murid juga mempunyai hak untuk dihargai sebagai manusia agar perkembangan berfikir dan psikologi akan tetap berkembang.
1.      Deskripsi Kasus
Rifiani adalah siswi dari SLTP Cipete. Ia seorang yg kurang kasih sayang dari siapa pun. Orang tuanya juga tidak terlalu mnghiraukan buah hatinya itu karena sebenarnya orang tua menginginkan anak laki-laki. Akhirnya mereka menyibukkan diri dengan pekerjaan di luar rumah. Efeknya sangat terlihat di kehidupan Vina. Jika Rifiani  melakukan kesalahan, tak segan-segan orang tuanya segera menghajarnya, ia sama sekali tidak pernah disanjung oleh orang tuanya yang demikian itu wajar dilakukan oleh orang tua lainnya.. Dengan keadaan yang seperti itu, sehingga ia beranggapan dalam kehidupannya tidak terlalu mementingkan belajar. Bagi dia, yang terpenting di dunia ini adalah hidup dengan cinta.
Ia dikeluarkan dari sekolah karena seringnya ia melanggar peraturan dan mengenal pergaulan-pergaulan diluar sana. Ia hanya ingin merasakan manisnya cinta. Akan tetapi ia salah dalam memilih seseorang untuk menjadi sandaran cintanya. Ia tidak mmilih seorang teman yang senantiasa membantu dia, ia malah memilih pacar yang ia kenal dari pergaulan bebas.
Hemat orang tuanya, akan lebih baiknya jika Rifiani dipondokkan. Akhirnya ia mondok di pondok salaf PPP. al-Mardliyah,Mojosari Nganjuk.
Karena mondok merupakan keinginan orang tuanya, Rifiani tidak terlalu mementingkan pelajaran dan peraturan pondok. Rifiani sering keluar pondok melewati batas yang diperbolehkan. Bahkan, ia berani kabur dari pondok mengikuti sang pacar. Ia menjadi seorang yang tidak mempunyai tujuan hidup.
2.      Memahami Rifiani sebagai makhluk yang memunyai hak sebagai manusia.
Sehubungan dengan kasus, Rifiani adalah seorang anak yang sepatutnya mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Tapi karena sang orang tua merasa terbebani oleh kehadiran Rifiani ini, Rifiani jadi merasa tidak ada semangat hidup. Rifiani menjadi bermasalah karena lingkungannya yang menjadikan ia seperti itu, sehingga iaterlalu stres dan banyak fikiran sehingga menghambat perkembangan psikologinya.
3.      Penyelesaiannya
Sebagai orang tua, seharusnya menyayangi anaknya sendiri. Tidak membeda-bedakan. Mensyukuri apapun yang telah diberikan Alloh terhadap kita ini.  Dan merawatnya dengan baik. Mendukung setiap cita-citanya dan mengarahkan setiap langkahnya. Sehingga dengan demikian, psikologi anak dan haknya untuk mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya akan berjalan lancar. Karena ini merupakan faktor untuk menunjang aktifitas dan prestasinya di sekolah.
Dan dari segi Rifiani sendiri, sebaiknya ia mencari teman yang bisa membimbingnya ke arah yang lebih baik. Teman baik yang penuh kasih sayang, sehingga ia bisa mendapatkan rasa cinta dari seorang sahabat, bukan dari seorang laki-laki yang bukan muhrim.
Dan sbagai seorang anak, seharusnya ia belajar komunikasi dengan orang tua, dan melaksanakan hal-hal yang meringankan beban orang tua. Sehingga orang tua bisa merasakan kasih sayang dari seorang anak yang begitu tulus.
BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaplikasian teori psikologi terhadap teknologi pendidikan sangat erat karena dalam membuat strategi belajar dan untuk mengetahui tehnik belajar yang baik maka terlabih dahulu kita sebagai guru harus mengerti ilmu jiwa.
B.     Kritik dan Saran
Dengan kedatangan makalah ini, kami sampaikan dengan kemampuan usaha kami. Bila ini memang benar hanya dari Allah SWT yang memiliki Maha Kebenaran, apabila terdapat kesalahan itu karena kami tidak jauh dari kekhilafan dan tidak enggan para pembaca khususnya dosen Pengampu untuk memberikan kritik dan saran guna perbaikan-perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini banyak manfaat bagi mahasiswa STIBAFA khususnya dan para pembaca budiman pada umumnya. Amin.









Daftar Pustaka
Esa,  Wahyuni, Nur dan  Baharudin. Teori Belajar & Pembelajaran. 2008. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group
Khadijah, Nyayu Psikologi Pendidikan, ,Palembang: Grafika Telindo Press, 2009
Mustaqim, dkk.. Psikologi Pendidikan. PT Rineka Cipta : Jakarta 2010
Pidarta, Made, Landasan Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Ukim, Komarudin dan Sukardjo,M. Landasan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres, 2009










[2]Psikologi Pendidikan, NyayuKhadijah,Palembang: Grafika Telindo Press, 2009, hal. 2.
[3]Psikologi Pendidikan, Nyayu Khadijah, Palembang: Grafika Telindo Press, 2009, hal. 2.
[4]Landasan Kependidikan,MadePidarta, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
[6]Mustaqim, dkk. 2010. Psikologi Pendidikan. PT Rineka Cipta : Jakarta
[10]Landasan Pendidikan, Sukardjo,M dan Komarudin Ukim, Jakarta: Rajawali Pres, 2009, hal. 50
[11]Landasan Pendidikan, Sukardjo,M dan Komarudin Ukim, Jakarta: Rajawali Pres, 2009.hal. 56
[13]Baharudin. dan Wahyuni, Nur Esa. Teori Belajar & Pembelajaran. 2008. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group

Tidak ada komentar: