BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara umum masalah utama yang muncul ketika hendak mempelajari dan
menela’ah Al-Qur’an adalah bahasa. Di satu sisi, Al-Qur’an berbahasa arab, di
sisi lain , para user dan pembelajarnya bahasa ibunya bukan bahasa arab. Ini
menyebabkan komunikasi dialogis pun tidak terjadi. Inilah yang menjadi salah
satu penyebab abainya umat Islam terhadap agamanya sendiri. Oleh karenya
sebagai mahasiswa jurusan PBA hendaknya mengerti dan memahami hal-hal yang
berhubungan denga pembelajaran bahasa arab secara sistimatis. Dikarenakan kami
sebagai kelompok kedua dalam mata kuliah STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB maka
kami membahas tentang teknik- teknik dalam pembelajaran bahasa arab beserta
contoh-contohnya.
- Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Dari Teknik Pengajaran?
2.
Bagaimana Sistem Pengajaran Bahasa?
3.
Apa Saja Teknik Pengajaran Unsur
Bahasa?
4.
Apa Saja Teknik Pengajaran Kemahiran
Bahasa?
- Tujuan Masalah
2.
Untuk Mengetahui Sistem Bahasa
3.
Untuk Mengetahui Teknik Pengajaran
Unsur Bahasa
4.
Untuk Mengetahui Teknik Pengajaran
Kemahiran Bahasa
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN TEKNIK PENGAJARAN
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (2005: 1158) teknik adalah
metode atau sistem mengerjakan sesuatu, cara membuat atau seni melakukan
sesuatu. Gerlach dan Ely (Hamzah B Uno, 2009: 2) mengartikan teknik sebagai
jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan
peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai. Teknik secara harfiah juga
diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengaplikasikan dan
mempraktikkan suatu metode.
Wikipedia mendefinisikan pembelajaran sebagai setiap perubahan perilaku
yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Khusus untuk pengertian
teknik pembelajaran, Sudrajat (2008:1) menjelaskan teknik pembelajaran
sebagai cara yang dilakukan pengajar dalam menerapkan metode pembelajaran
tertentu. .[1]
B.
SISTEM PENGAJARAN BAHASA
Ada beberapa system
dalam mengajarkan unsure-unsur bahasa
dan keterampilan-keterampilan berbahasa tersebut, yaitu system
terpisah-terpisah, sitem terpadu, dan system gabungan.
1.
System Terpisah-terpisah
System ini di dalam bahasa Inggris disebut Separated Sistem atau
Nizhamul Furu’ dalam bahasa ‘Arab. Dalam sistem ini pelajaran bahasa dibagi
menjadi beberapa mata pelajaran, misalnya mata pelajaran nahwu, shorof,
muthola’ah, insya’, muhadatsah, istima’, khot, imla’.
Kelebihan system ini ialah bahwa guru dan perancang kurikulum
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk memberikan perhatian khusus kepada
bidang kajian atau mata pelajaran tertentu yang menurut pandangannya sangat
penting.
Adapun kelemahannya, system ini mencabik-cabik keutuhan bahasa dan
menghilangkan esensi dan watak alamiahnya. Hal ini menjadi pengetahuan dan
pengalaman kebahasaan pelajar juga terpotong-potong, sehingga tidak mapu
menggunakannya secara baik dan benar dalam kehidupan nyata.
2.
System Terpadu
Sistem ini dalam bahasa Inggris disebut Intregated Sistem / All
in One Sistem atau Nizhamul Wahdah dalam bahasa ‘Arab. Dalam sistem
ini bahasa dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh, saling berhubungan dan
berkaitan; bukan sebagai bagian-bagian yang terpisah satu sama lain. Oleh
karena itu, hanya ada satu mata pelajaran, satu jam pertemuan, satu buku, satu
evaluasi, dan satu nilai hasil belajar.
Kelebihan sistem terpadu ini adalah landasan teoritisnya yang kuat,
baik teori psikologis, teori kebahasaan, maupun teori kependidikan.
Dipandang dari sudut psikologi, sistem terpadu ini sesuai dengan tabiat atau
cara kerja otak dalam memandang sesuatu, yaitu dari global ke bagian-bagian.
Dipandang dari sudut teori kebahasaan, sistem terpadu ini sejalan dengan tabiat
bahasa sebagai sebuah sistem, dan sesuai dengan realitas penggunaan bahasa yang
memadukan berbagai unsure dan keterampilan berbahasa secara utuh. Dari segi
kependidikan (didaktik), sistem terpadu menjamin terwujutnya pertumbuhan
kemampuan bebahasa secara seimbang karena semuanya ditangani dalam situasi dan
kondisi yang sama, tidak dipengaruhi oleh keberagaman semangat dan kemampuan
pegajar.
Adapun kelemahannya, jika diterapkan pada tingkat lanjut kurang
dapat memenuhi keperluan pendalaman unsure bahasa atau keterampilan bahasa
tertentu yang memang menjadi kebutuhan nyata dari para pembelajar.
3.
System Gabungan
Lembaga pendidikan yang menggabungkan kdua sistem dalampola
pengajaran bahasa Arabnya. Sebagai contoh, KMI Gontor meneapkan sistem terpadu
dalam pengajaran bahasa Arab sealam satu tahun. Di kelas satu KMI itu hanya ada
mata pelajaran bahasa Arab yang ditangani oleh seorang guru dengan jumlah jam
lebih dari 10 jam perminggu.kemudian padakelas dua dan seterusnya, diterapkan
sistem terpisah-pisahdengan memecah-mecah pelajaran bahasa Arab dalam beberapa
mata pelajaran.[2]
C.
TEKNIK PENGAJARAN UNSUR BAHASA
I.
Teknik Pengajaran Unsur Bahasa
A.
Teknik Pengajaran baca-tulis ( mengenal bunyi dan ortografi)
bahasa.arab.
1.
Metode Alpabetik (الأبجدية)
v Dimulai dengan
mengenalkan nama-nama huruf dan ortografi (bentuk tulisannya)
v Mengenalkan
bunyi huruf konsonan setelah digabungkan dengan huruf vocal sehingga membentuk
sebuah fonem
v Latihan-latihan
intensif dan berulang-ulang gabungan-gabungan huruf yang membentuk kata sampai
dengan kalimat
Misal
: اَ اِ اُ – بَ بِ بُ – تَ تِ تُ -
ثَ ثِ ثُ – جَ جِ جُ
2.
Metode Bunyi (الصوتية)
a.
Metode Sintesis (التركيبية)
Metode ini dimulai dengan mengenalkan bunyi huruf-huruf. Kemudian
dirangkai menjadi kata-kata. Contoh :
نَ-بَ-تَ نَ بَ تَ نَبَتَ
b.
Metode Analisis( التحليلية)
Metode ini dimulai dengan kata. Kemudian dikupas menjadi bunyi
huruf-huruf. Atau dimulai dengan kalimat, kemudian dikupas menjadi kata-kata,
dan dikupas lagi menjadi huruf-huruf. Contoh :
قَلَمٌ -
قَ لَ مٌ قَ-لَ-مٌ
Metode analisis ini biasanya dimulai dengan penyajian kata yang
telah dikenal oleh siswa, atau untuk bahasa asing dengan bantuan gambar.
c.
Metode Analisis-Sintesis ( التحليلية التركيبية)
Metode ini merupakan penggabungan kedua metode, misalnya dalam
bentuk berikut:
سَلِمَ
سَ لِ مَ
سَ-لِ-مَ
سَ لِ مَ
سَلِمَ
Atau
sebaliknya:
سَ-لِ-مَ
سَ لِ مَ
سَلِمَ
سَ لِ مَ
سَ-لِ-مَ
B.
Teknik Pengajaran Tata Bahasa atau Struktur
1.
Pengenalan Kaidah
a.
Cara Deduktif
Dimulai dengan pemberian kaidah yang harus difahami dan dihafalkan
kemudian diberi contoh-contoh. Setelah itu siswa diberi kesempatan untuk
melakukan latihan-latihan guna untuk menerapkan kaidah atau rumus yang telah
diberikan.
Cara ini mungkin lebih disenangi oleh sebagian pembelajar bahasa
yang telah dewasa, karena dalam waktu singkat mereka telah dapat mengetahui
kaidah-kaidah bahasa, dan dengan daya nalarnya mereka dapat mengaplikasikan
kaidah-kaidah itu ketika di perlukan
Kelemahannya pembelajar cenderung hanya menghafalkan kaidah dan
kurang terlibat dalam prosees pemahamannya. Akibatnya pembelajar kurang mampu
menerapkan kaidah dalam praktek berbahasa yang sesungguhnya.
b.
Cara Induktif
Dilaksanakan dengan cara: pertama-tama guru menyajikan
contoh-contoh (al-Amtsilah). Setelah mempelajari contoh-contoh yang
diberikan, dengan bimbingan guru siswa diajarkan unntuk menarik kesimpulan
sendiri tentang kaidah-kaidah bahasa berdasarkan contoh-contoh tersebut.
Dengan cara ini, siswa secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran, yakni dalam menyimpulkan kaidah-kaidah. Karena penyimpulan ini
dilakukan setelah siswa mendapat latihan yang cukup, maka pengetauan tentang
kaidah itu benar-benar berfungsi sebagai penunjang ketarampilan berbahasa.
Kelemahannya, banyaknya waktu yang diperlukan untuk memperkenalkan
kaidah-kaidah baru, sehingga pelajar bahasa yang telah dewasa biasanya kurang
sabar.
Suatu hal yang harus dihindari dalam pengenalan kaidah, baik dengan cara deduktif maupun induktif, ialah kecenderungan
berlama-lama dalam membahas kaidah-kaidah tanpa sempat melakukan latihan
berbahasa itu sendiri. Sehingga kegiatan di dalam kelas lebih menyerupai kegiatan analisis
bahasa dari pada kegiatan berbahasa. Akibatnya pengetahuan tentang
kaidah-kaidah itu hanya tinggal sebagai pengetahuan.
2.
Latihan (Dril)
Ada tiga jenis latihan yang masing-masing bisa berdiri sendiri atau
bisa merupakan satu urutan yang merupakan kesatuan, yakni:
a)
Latihan mekanis
b)
Latihan bermakna
c)
Latihan komunikatif
Dengan urutan ini tidak berarti
bahwa jenis latihan pertama harus diberikan dalam kurun waktu tertentu baru
kemudian boleh dilanjutkan dengan jenis latihan kedua dan selanjutnya. Ketiga
jenis latian itu, bisa saja diberikan secara berurutan dalam satu jam
pelajaran.
Penerapan ketiga jenis latihan ini
adalah merupakan implementasi dari metode eklektik, yaitu gabunga antara
metode Audio-lingual dan metode Komunikatif. Seperti diketahui, metode
Audio-lingual menekankan pada latihan mekanis. Sedangkan metode Komunikatif
menekankan pada latihan komunikatif. Untuk menggabungkan keduanya dijembatani
dengan latihan bermakna atau semi-komunikatif.
a)
Latihan Mekanis
Pada dasarnya latihan bertujuan menanamkan kebiasaan dengan
memberikan stimulus untuk mendapatkan respon yang benar. Latihan-latihan ini
dapat diberikan secara lisan atau tertulis, dan diintregasikan dengan latihan
keterampilan berbicara dan menulis.
Ada bermacam-macam latihan mekanis, antara lain:
a.
Pengulangan sederhana, misalnya :
Stimulus
: فتحَ المدرسُ
كتابًا
Respon : فتح المدرسُ كتابا
b.
Penggantian sederhana, misalnya :
Stimulus
: حامد يحب قميصا
أبيض
Respon : حامد يحب قميصا أبيض
Stimulus
: سروال
Respon : حامد يحب سروالا أبيض
Stimulus
: حذاء
Respon : حامد يحب حذاء أبيض
Dalam contoh diatas yang dilatihkan substitusinya
adalah kata benda yang menjadi objek (maf’ul bih). Dalam contoh dibawah
ini, yang diganti adalah kata sifatnya:
Stimulus
: حامد يحب قميصا
أبيض
Respon : حامد يحب قميصا أبيض
Stimulus
: أسود
Respon : حامد يحب سروالا أسود
Stimulus
: أزرق
Respon : حامد يحب إزارا أزرق
Jenis ketiga adalah penggantian dari satu item, seperti dalam
contoh berikut, dimana fa’il dan maf’ul kedua-duanya diganti.
c.
Penggantian berganda, misalnya :
Stimulus
: ركب أحمد دراجة
Respon : ركب أحمد دراجة
Stimulus
: محمد - سيارة
Respon : ركب محمد سيارة
Stimulus
: فهمي - قطار
Respon : ركب فهمي قطارا
Latihan-latihan pengulangan dan penggantian tersebut di atas adalah
untuk memantapkan pola kalimat (Anmath al-Jumal) yang variasinya sangat
banyak, tetapi di dalam bahasa Arab pada dasarnya hanya ada dua macam kalimat,
yakni : jumlah ismiyah (kalimat nominal) dan jumlah fi’liyah (kalimat
verbal).
Dalam latihan-latihan terdahulu belum ada erubahan bentuk kata atau
kalimat sebagai akibat dari penggantian kata tertentu. Latihan semacam ini
sudah agak sulit, dan masuk dalam jenis latihan berikut :
d.
Transformasi, misalnya :
Stimulus
: سافر خالد إلى العاصمة
Respon : سافر خالد إلى العاصمة
Stimulus
: فاطمة
Respon : سافرت فاطمة إلى العاصمة
Stimulus
: حسني
Respon : سافر حسني إلى العاصمة
Stimulus
: سوزن
Respon :سافرت سوزن إلى العاصمة
Contoh lain, perubahan bentuk kata kerja seperti contoh di muka dan
sekaligus perubahan dlamir (kata ganti)nya.
Stimulus
: عاد فريد إلى بيته
Respon : عاد فريد إلى بيته
Stimulus
: فريدة
Respon : عادت فريدة إلى بيتها
Stimulus
: نبيلة
Respon : عادت نبيلة إلى بيتها
Stimulus
: نبيل
Respon : عاد نبيل إلى بيته
Latihan perubahan bentuk tunggal menjadi jama’ :
Stimulus
: الطلاب ذاهبون إلى
الجامعة
Respon : الطلاب ذاهبون إلى
الجامعة
Stimulus
: الموظف
Respon : الموطفون ذاهبون إلى الجامعة
Stimulus
: المدرس
Respon : المدرسون ذاهبون إلى الجامعة
Stimulus
: الأستاذ
Respon : الأساتيذ ذاهبون إلى الجامعة
Latihan-latihan berikut ini adalah transformasi satu bentuk kalimat
kepada bentuk kalimat yang lain misalnya dari jumlah ismiyah menjadi jumlah
fi’liyah :
Stimulus
: أنيسة ذاهبة إلى مكتب
البريد
Respon : تذهب أنيسة إلى مكتب
البريد
Stimulus
: فاروق راجع من المدرسة
Respon : رجع فاروق من المدرسة
Stimulus
: الموظفون يعملون
في الديوان
Respon : يعمل الموظفون في اليوان
Perubahan bentuk pernyataan menjadi bentuk pertanyaan :
Stimulus
:عميد الكلية
مشغول
Respon : هل عميد الكلية مشغول
؟
Stimulus
: يسافر الرئيس إلى القاهرة
Respon : إلى أين يسافر الرئيس ؟
Stimulus
: الوزير يلقي
كلمة ترحيبية
Respon : من يلقي كلمة ترحيبية ؟
Stimulus
: تسلمت رسالتك في
الأسبوع الماضي
Respon : متى تسلمت رسالتي ؟
Perubahan bentuk kalimat aktif menjadi pasif :
Stimulus
: يشرح المدرس
الدرس
Respon : يشرح الدرس
Stimulus
: يأكل الصبي الموز
Respon : يؤكل الموز
Stimulus
: تقرأ الأم
الرآن
Respon : يقرأ القرآن
e.
Penggabunagan kalimat dengan penambahan ism al-maushul :
Stimulus
: قرأت كتابا –
اشتريت كتابا بالأمس
Respon :قرأت الكتاب الذي اشتريته بالأمس
Stimulus
: جاءني صديق – صديقي يرجع
من الخارج
Respon : جاءني صديقي الذي يرجع من الخارج
Stimulus
: أركب الدراجة –
أستعير الدراجة من صديقي
Respon : أركب الدراجة التي أستعيرها من صديقي
Penggabungan yang menunjukkan hubungan sebab akibat :
Stimulus
: ما صليت الجمعة
بالأمس – أنا مريض
Respon : ما صليت الجمعة بالأمس
لأني مريض
Stimulus
:رجعت المعلمة
إلى البيت – بنتها مريضة
Respon : رجعت المعلمة إلى البيت لأن بنتها مريضة
Stimulus
: ذهبت إلى
الجامعة بالدراجة – أنا متعجل
Respon : ذهبت إلى الجامعة بالدراجة لأني متعجل
Penggabungan yang mnunjukkan hubungan kontradiktif :
Stimulus
: ذهب فريد إلى
السينما – هو مفلس
Respon : ذهب فريد إلى السينما مع
أنه هو مفلس
Stimulus
:حضرت أمينة
الاجتماع – المطر غزير جدّا
Respon : حضرت أمينة الاجتماع رغم أن المطر غزير جدّا
Stimulus
: اسم تلميذ ذكي – حاسم كسلان
Respon : اسم تلميذ ذكي بيد أنه كسلان
Untuk melaksanakan latihan-latihan mekanis ini, sebaiknya guru
memulai dengan memberikan contoh-contoh dan menunjukkan bagian mana yang harus
diubah. Setelah jelas, guru tinggal memberikan aba-aba untuk melanjutkan
substitusi atau transformasi dan seterusnya.
Untuk variasi, pelaksanaan dril di dalam kelas dapat dilakukan
dengan beberapa cara, antara lain :
Ø Guru sendiri
yang membacakan atau memberikan stimulus dan murid diminta merespon.
Ø Guru memutarkan
tape-recorder dan menunjuk siswa untuk merespon satu-persatu.
Ø Guru meminta
seorang siswa untuk mempersiapkan dan memimpin satu dril tentang pokok bahasan tertentu.
Ø Guru meminta
para siswa melakukan dril secara berpasangan, seorang membacakan stimulus dan
yang lain merespon, kemudian bertukar peran.
Cara-cara ini akan menghidupkan suasana kelas dan memberikan
kesempatan kepada setiapsiswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
latihan.
b)
Latihan bermakna
1)
Alat Peraga : baik berupa benda-benda alamiah maupun gambar-gambar,
yang dipakai untuk memberikan makna pada kalimat-kalimat yang dilatihkan.
Misalnya: guru menampilkan satu model seperti ini:
أنت تتناول الفطور فى الساعة ااسادسة
Selanjutnya guru menunjuk
kepada setiapfigur dalam gambar dan siswa diminta merespon dengan
mengucapkan kalimat dengan mengindahkan perubahan bntuk kata kerja sesuai
dengan jenis kata ganti (dlamir) yang ditunjuk oleh guru.[3]
2)
Situasi Kelas : benda-benda yang ada di dalam kelas dapat
dimanfaatkan untuk pemberian makna.
Di bawah
ini contoh latihan memakai situasi di dalamkelas sebagai konteksnya.
هل رأيت الجدار ؟ نعم
رأيته
هل رأيت السبورة؟ نعم
رأيتها
هل رأيت النافذة؟ نعم
رأيتها[5]
c)
Latihan Komunikatif
·
Hal-hal Yang Harus Diperhatikan dalam Pengaaran Kosakata
1)
Pengajaran Mufradat tidak berdiri sendiri
2)
Pembatasan makna
3)
Kosakata dalam konteks
4)
Terjemah dalam pengajaran kosakata
5)
Tingkat kesukaran
·
Teknik-teknik Pengajaran Mufradat
1)
Mendengarkan kata
2)
Mengucapkan kata
3)
Mendapatkan makna kata
C.
Teknik Pengajaran Kosa Kata (Mufradat)
1.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
·
Pengajaran mufradat tidak berdiri sendiri.
·
Pembatasan makna.
·
Kosa kata dalam koteks.
·
Terjemah dalampengajaran kosa kata.
·
Tingkat kesukaran.
2.
Teknik-teknik Pengajaran Mufradat
·
Mendengarkan kata
·
Mengucapkan kata
·
Mendapatkan makna kata
·
Membaca kata
·
Menulis kata
·
Membuat kalimat
II.
Teknik Pengajaran Kemahiran Berbahasa
1.
Teknik pengajaran kemahiran menyimak
Adapun ruang lingkup kemahiran menyimak sebagaimana yang telah
dirumuskan oleh al-Fauzan (2004):
مجالات
مهارة الاستماع
§
تعرف الاصوات العربية وتمييز ما بينها من اختلافات ذات دلالة
§
تعرف الحركات الطويلة و الحركات القصيرة والتمييز بينها
§
التمييز بين الاصوات المجاورة في النطق والمتشابهة في الصوت
§
إدراك العلاقات بين الرموز الصوتية و المكتوبة و التمييز بينها
§
إدراك أوجه التشابه و الفروق بين الأصوات العربية وما يوجد في لغة
الطالب الأولى من أصوات
§
التقات الأفكار الرئيسية
§
فهم ما يلقى من حديث باللغة العربية و بإيقاع طبيعي في حدود المفردات
المدروسة
§
إنتقاء ما ينبغي أن يستمع إليه
§
التمييز بين الأفكار الرئيسية و الأفكار الثانوية
§
تعرف التشديد والتنوين وتمزيهما صوتيا
§
التمييز بين الحقائق و الأراء من خلال سيا المحادثة العادية
§
متابعة الحديث و إدراك ما بين جوانبه من علاقات
§
معرفة تقالد الإستماع و أدابه
§
الإستماع إلى اللغة العربية و
فهمهما دون أن يعوق ذالك قواعد تنظيم المعنى
§
إدراك مدى ما في بعض جوانب الحديث من تناقص
§
إدراك التغييرات في المعانى الناتجة
عن تعديل أو تحويل في بنية الكلمة
§
التكيف مع إيقاع المحدث فيلتقط بسرعة أفكار المسرعين في الحديث و
يتمهل مع المبطين فيه
§
إلتقاط أوجه التشابه و الإختلاف بين الآراء
§
تخيل الأحداث التي يتناولها المتكلم في حديثه
§
استخلاص النتائج من بين ما سمعه من مقدمات
§
التمييز بين نغمة التأكد و التعبيرات ذات الصبغة الإنفعالية
§
إستخدام السياق في فهم الكلمات الجديدة و إدراك أغراض المتحدث
§
إدراك ما يريد المتحدث التعبير عنه من خلال النبر و التنغيم العادي[6]
Tahap-tahap
latihan menyimak
·
Latihan pengenalan (Identifikasi)
Kemahiran menyimak pada tahap
pertama bertujuan agar siswadapat mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa
Arab secara tepat. Misalnya, untuk mengidentifikasi bunyi (ق) guru memperdengarkan:
1 مقعد
2
مقبول
3مكتب
4مقفول
·
Latihan mendengarkan dan menirukan
Latihan menirukan ini difokuskan pada bunyi-bunyi bahasa yang asing
bagi siswa, juga pada pengucapan vocal panjang dan pendek, bersyiddah
dan tidak bersyiddah, yang tidak dikenal dalam bahasa Indonesia.
·
Latihan mendengarkan dan memahami
Latihan
mendengarkan untuk pemahaman ini dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik,
antara lain:
a)
Latihan melihat dan mendengarkan
b)
Latihan membca dan mendengar
c)
Latihan mendengar dan memeragakan
d)
Latihan mendengarkan dan memahami
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1.
Pendengar menerima informasi melalui rangkaian bunyi bahasa dengan
susunan nada dan tekanan penempatan persendian (juncture)
2.
Dalam dialog atau dalam teks yang dilisankan, biasanya terdapat
gagasan pokok dan gagasan penunjang.
3.
Dalam memilih teks lisan hendaknya guru memperhatikan hal-hal
berikut:
Ø Usia dan minat
siswa
Ø Kosa kata yang
dimiliki siswa
Ø Tingkat
kematangan dan kecepatan siswa dalam mengikuti teks lisan
4.
Kecepatan yang wajar tentu merupakan tujuan akhir pelajaran
menyimak ini
5.
Penggunaan alat peraga banyak sekali manfaatnya dan dapat membantu mempercepat pengertian
6.
Untuk tingkat lanjut, situasi perlu dibuat mendekati situasi
sehari-hari
7.
Guru sebaiknya menuliskan kata-kata kunci sebelum pelajaran dimulai
dan menjelaskan maknanya
8.
Guru hendaknya menyampaikan kepada siswa dengan jelas apa yang
harus mereka kerjakan
9.
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap apa yang
disimaknya, maka setiap materi yang disajikan hendaknya dilengkapi dengan
pertanyaan-pertayaan
10.
Respon atau jawaban siswa bisa bervariasi[7]
2.
Teknik Pengajaran Kemahiran Berbicara
Adapun ruang lingkup kemahiran berbicara sebagaimana yang telah
dirumuskan oleh al-Fauzan (2004):
مجالات
مهارة الكلام و النطق
§
نطق الأصوات العربية نطقا صحيحا
§
التمييز عند النطق بين الأصوات المتشابهة تمييزا واضحا
§
التمييز عند النطق بين الحركات القصيرة و الطويلة
§
تأدية أنواع النبر و التنغيم بطريقة مقبولة من متحدثي العربية
§
نطق الأصوات المتجاورة نطقا صحيحا
§
التعبير عن الأفكار باستخدام الصيغ النحوية المناسبة
§
إختيار التعبيراتالمناسبة للمواقف المختلفة
§
إستخدام عبارات المجاملة و التحية إستخداما سليمافي ضوء فهمه للثقافة
العربية
§
إستخدام النظام الصحيح لتراكب الكلمة العربية عند الكلام
§
التعبير عند الحديث عن توافر ثروة لفظية تمكنه من الإختيار الدقيق للكلمة
§
ترتيب الأفكار ترتيبيا منطقيا يلسمه السامع
§
التعبير عن الأفكار بالقدر المناسب من اللغة فلا هو بالطويل الممل ولا
هو بالقصير المخل
§
التحدث بشكل متصل و مترابط لفترات زمنية مقبولة مما ينبئ عن ثقة
بالنفس و قدرة على مواجهة الآخرين
§
نطق الكلمات المنونة نطقا صحيحا يميز التنوين عن غيره من الظواهر
§
إستخدام الإشارة و الإيماءات و الحركات غير اللفظية إستخداما معبرا
عما يريد توصيله من أفكار
§
التوقف من فترات منناسبة عند الكلام عندما يريد إعادة ترتيب أفكار
§
أو توضيح شيء منها أو مراجعة صياغة بعض ألفاظه
§
الإستجابة لما يدور أمامه من حديث استجابة تلقائية ينوع فيها أشكال
التعبير
§
و أنماط التركيب مما ينبئ عن
تحرر من القوالب التقليدية في الكلام
§
التركيز عند الكلام عتى المعنى و ليس على الشكل اللغوي الذي يصوغ فيه
هذا المعنى
§
تغيير مجرى الحديث بكفاءة عند ما يتطلب الموقف ذلك
§
حكاية الخبرات الشخصية بطريقطةجذابة و مناسبة
§
إلقاء خطبة قصيرة متكملة العناصر
§
إدارة مناقشة في موضوع معين وتحديد أدوار الأعضاء المشتركين فيها
§
و استخلاص النتائج ممن بين الآراء التي يطرحها الأعضاء
§
إدارة حوار تليفوني مع أحد الناطقين بالعربية[8]
Kegiatan berbicara di dalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi
dua arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik.
Factor lain yang penting dalam menghidupkan kegiatan berbicara
ialah keberanian murid dan perasaan tidak takut salah.
Secara umum tujuan latihan berbicara untuk tingkat pemula dan
menengah ialah agar siswa dapat berkomunikasi lisan secara sederhana dalam
bahasa Arab.
Tahap-tahap
latihan berbicara
·
Latihan asosiasi dan identifikasi
·
Latihan pola kalimat (Pattern Practice)
·
Latihan percakapan
·
Bercerita
·
Diskusi
·
Wawancara
·
Drama
·
Berpidato
Aspek Kebahasaan yang dinilai dalam
Kemahiran ini :
a.
Aspek Kebahasaan :
·
Pengucapan (makhroj)
·
Penempatan Tekanan (mad atau syiddah)
·
Nada dan Irama
·
Pilihan Kata
·
Pilihan Ungkapan
·
Susunan Kalimat
·
Variasi
b.
Aspek Non-Kebahasaan :
·
Kelancaran
·
Penguasaan Topik
·
Keterampilan
·
Penalaran
·
Keberanian
·
Kelincahan
·
Ketertiban
·
Kerajinan
·
Kerjasama[9]
3.
Teknik Pengajaran Kemahiran Membaca meliputi dua aspek, yaitu :
·
Kemahiran mengubah Lambang Tulis menjadi Bunyi
·
Kemahiran memahami Makna Bacaan
Secara umum tujuan pengajaran
membaca (muthala’ah) adalah agar siswa dapat membaca dan memahami teks
berbahasa Arab.[10]
Adapun ruang lingkup kemahiran membaca
sebagaimana yang telah dirumuskan oleh al-Fauzan (2004):
مجالات
مهارة القراءة
§
قراءة نص من اليمين إلى اليسار بشكل سهل و مريح
§
ربط الرموز الصوتية بالمكتوبة بسهولة و يسر
§
معرفة كلمات جديدة لمعنى واحد (مرادفات)
§
معرفة معان جديدة لكلمة واحدة (المشترك اللغوي)
§
تحليل النص المقروء إلى أجزاء و معرفة العلاقة بين بعضها بعضا
§
متابعة ما يشتمل عليه النص من أفكار و الإحتفاظ بها حية في ذهنه فترة
القراءة
§
إستنتاج المعنى العام من النص المقروء
§
التمييز بين الأفكار الرئيسية و الأفكار الثانوية في النص المقروء
§
إدراك ما حدث من تغيير في المعنى في ضوء من حدث من تغيير في التراكيب
§
إختيار التفصيلات التي تؤيد أو تنقض رأيا ما
§
تعارف معانى المفردات الجديدة من السياق
§
الوصول إلى المعاني المتضمنة أو التي بين السطور
§
تكييف معدل السرعة في القراة حسب الأغراض التي يقرأ من أجلها
§
العناية بالمعنى في الأثناء القراءة السريعة و عدمالتضحية باستخدام
المعاجم و دوائر المعارف العربية
§
التمييز بين الآراء و الحقائق في النص المقروء
§
الدقة في الحركة الرجعية من آخر السطور إلى أول السطر الذي يليه
§
الكشف عن أوجه التشابه و الإفتراق بين الحقائق المعروضة
§
تصنيف الحقائق وتنظيمها و
تكوين رأي فبها
§
تمثيل المعنى و السرعة و المناسبة عند القراءة الجهرية
§
تلخيص الأفكار التي يشتمل عليها نص مقروء تلخيصا وافيا
§
دقة النطق و إخراج الحروف
إخراجا صحيحا ومراعاة حركات الإعراب عند القراءة الجهرية
§
استخدام المق دمة و الفهرس و
قائمة المحتويات و الهوامش و الصور و الفصول و فهارس و رؤوس الفقرات و
إشارات الطباعة و الجدوال وو الرسوم البيانية الأعلام و الأمكنة و القواميس التي
توجد في آخر الكتاب[11]
Tahap-tahap
:
Ø Belajar
memperkaya kosa kata
Ø Belajar
mengenal (kognisi) isi bacaan
Ø Belajar
mengaplikasikan pengetahuan(al -tathbiiq)
Ø Belajar
menganalisis(al-tahliil)
Ø Belajar
mensintesis (at-tarkiib)
Ø Belajar
mengevaluasi[12]
4.
Teknik Pengajaran Kemahiran Menulis, meliputi :
·
Kemahiran membentuk huruf. Secara umum pengajaran menulis bertujuan
agar siswa dapat berkomunikasi secara tertulis dalam bahasa Arab.
·
Kemahiran mengungkapkan dengan tulisan. Aspek ini seperti
ditegaskan di muka merupakan inti dari kemahiran menulis. Latihan menulis ini
pada prinsipnya diberikan setelah latihan menyimak, berbicara dan membaca.[13]
Adapun ruang lingkup kemahiran
menulis sebagaimana yang telah dirumuskan oleh al-Fauzan (2004):
مجالات
مهارة الكتابة و الخط
§
نقل الكلمات التي يشاهدها على السبورة أوفي كراسات الخط نقلا صحيحا
§
تعريف طريقة كتابة الحروف الهجائية في أشكالها المختلفة و مواضع في
الكلمة (الأول و الوسط والآخر)
§
تعود الكتابة من اليمين إلى
اليسار بسهولة
§
كتابة الكلمات الكلمات بحروف منفصلة
و حروف متصلة مع تمييز أشكال الحروف
§
وضوح الخط و رسم الحروف رسما لا يجعل للبس محلا
§
الدقة في كتابة الكلمات ذات الحروف التي تنطق ولا تكتب
مثلا".............هذا"................. و الحروف التي تكتب ولا
تنطق مثل "قالوا"
§
مراعاة القواعد الإملائية الأساسية في الكتابة
§
مراعاة التناسق و النظام فيما بكتبه بالشكل الذي يضفي عليه مسحة من
الجمال
§
إتقان الأنواع المختلفة من الخطالعربي
§
مراعاة خصائص الكتابة العربية عند الكتابة
§
مراعاة علامة الترقيم عند الكتابة
§
تلخيص موضوع يقرأه تلخيصا كتابيا صحيحا و مستوفى
§
إستيفاء العناصر الأساسية عند كتابة خطاب
§
ترجمة أفكاره في فقرات مستعمل المفردات و التراكيب المناسبة
§
سرعة الكتابة و سلامتها معبرا عن نفسه بيسر
§
صياغة برقية يرسلها إلى صديق في مناسبة إجتماعية معينة
§
وصف منظر من مناظر الطبيعة أو مشهد معين وصفا دقيقا و كتابته بخط يقرأ
§
كتابة تقرير مبسط حول مشكلة أو قضية ما
§
كتابة طلب يتقدم به لشغل وظيفة معينة
§
ملء البيانات المطلوبة في بعض الإستمارات الحكومية
§
كتابة طلب إستقالة أو شكوى أو الإعذارعن القيام بعمل معين
§
الحساسية للمواقف التي تقتضي كتابة رسالة مراعيا في ذلك الأنماط
الثقافية العربية
§
مراعاة التناسب بين الحروف طولا و اتساعا وتناسق الكلمات في أوضاعها و أبعادها [14]
Tahap-tahap
Latihan Menulis :
Ø Mencontoh
Ø Reproduksi:menulis
berdasarkan apa yang telah dipeajari secara lisan
Ø Imla’
Ø Rekombinasi dan
Transformasi
Rekombinasi adalah menggabungkan kalimat-kalimat yang mulanya
berdiri sendiri menjadi satu kalimat panjang. Sedangkan transformasi adalah
latihan mengubah bentuk kalimat, dari kalimat positif menjadi kalimat negative,
kalimat berita menjadi kalimat Tanya dan sebagainya.[15]
Ø Mengarang
terpimpin
Pada tingkat ini siswa telah mengenalejaan dengan beratus-ratus
kata dan telah menguasai perbendaharaan kata yang banyak serta telah berkembang
konsep-konsep kebahasaannya. Mereka disiapkan untuk berlatih menulis dengan
menggunakan bentuk-bentuk tata bahasa, susunan-susunan bahasa yang telah diperoleh
pada pelajaran kalam, qira’ah, dan imla’. Pada tingkatan ini siswa diberi
kebebasan untuk memilih kata-kata, tarkib, dan bentuk-bentuk kebahasaan dalam
latihan menulis tetap tidak diperbolehkan menulis ta’bir di atas tingkatan
kebahasaannya. Siswa mulai menulis satu paragrap atau dua paragrap seputar apa
yang mereka telah dengar dan mereka baca.
Ø Mengarang bebas
Tingkatan ini merupakan tingkat terakhir dari pembelajaran menulis.
Pada tingkat ini siswa diberi kebebasan untuk memilih tema, mengembangkan pikiran-pikirannya,
penggunaan mufradat atau tarkib dalam tulisannya, akan tetapi bukan berarti
siswa lepas dari bimbingan dan bantuan guru. Atau pada tingkat ini siswa sampai
pada tingat kreasi dalam menggunakan bahasa Arab walaupun tidak sampai pada tingkat
seperti ketika menggunakan bahasa ibu. Setidak-tidaknya pada tingkat ini siswa
bisa menulis Arab seperti yang ditulis oleh orang Arab tetapi berbeda pada
tingkat kemampuan penggunaan bahasanya.[16]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Adapun teknik
pengajaran bahasa itu dibagi menjadi dua yakni teknik pengajaran unsure bahasa
dan teknik pengajaran kemahiran berbahasa.
Teknik pengajaran unsure bahasa
diantaranya :
1.
Teknik Pengajaran baca-tulis (bunyi dan ortografi)
2.
Teknik Pengajaran struktur atau tata bahasa.
3.
Teknik Pengajaran kosa kata.
Dan teknik pengajaran kemahiran
berbahasa meliputi :
1.
Teknik Pengajaran keterampilan menyimak/ مهارة الاستماع.
2.
Teknik Pengajaran keterampilan berbicara/ الكلام مهارة
3.
Teknik Pengajaran keterampilan membaca/ مهارة القراءة .
4.
Teknik Pengajaran keterampilan menulis/ مهارة الكتابة.
B.
KRITIK DAN SARAN
Dalam pengajaran bahasa Arab, sudah tentunya tujuan pokok yang
ingin dituju adalah tercapainya tujuan tersebut dengan maksimal dan menyeluruh.
Dari sini terdapat permasalahan yang sanagt kompleks baik dari pengajar maupun
dari anak/peseta didiknya, sehingga untuk mencapai tujuan agung tersebut adalah
dengan menggunakan teknik-teknik pengajaran. Diharap, seorang guru tidak hanya
pandai menyampaikan materi ajar tapi juga mampu memudahkan siswanya dalam mempelajari
serta memahami materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar bahasa Indonesia, 2005
Effendi, Ahmad Fuad, 2005, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: Penerbit Misykat
Hamid,
Abdul H.M, 2008, Pembelajaran Bahasa Arab, Pendekatan, Metode, Strategi,
Materi, dan Media, Malang: UIN-Malang Press, cet.
العربية بين يديك (PDF)
[1]http://lompoulu.blogspot.com/2012/11/pengertian-jenis-teknik-pembelajaran.html
[2] Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang
: Misykat, 2005, Hal. 78-81
[3] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab,
diresum pada hal:82-91
[5] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab,
hal:94
[6] H. M. abdul Hamid dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan,
Metode, Strategi, Materi, dan Media, 2008, Malang: UIN-Malang Press, cet.1,
hal.128-129
[7] Ibid, hal:102-110
[8] H. M. abdul Hamid dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan,
Metode, Strategi, Materi, dan Media, 2008, Malang: UIN-Malang Press,
cet.1,Hal.129-131
[9] Ahmad Fuad Effendy, hal:112-125
[10] Ibid, hal.127-128
[11] H. M. abdul Hamid dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan,
Metode, Strategi, Materi, dan Media, 2008, Malang: UIN-Malang Press,
cet.1,Hal.131-132
[13] Ibid, 137-138
[14] H. M. abdul Hamid dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan,
Metode, Strategi, Materi, dan Media, 2008, Malang: UIN-Malang Press,
cet.1,Hal.132-133
[15] Ahmd Fuad Effendy, hal:138-140
[16] Abdul Hamid dkk, diresum pada hal.55-59
Tidak ada komentar:
Posting Komentar