Selasa, 26 Agustus 2014

mengenal anak didik dalam dunia pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latarbelakang
Para orang tua pasti ingin memberikan pendidikan yang terbaik pada anak-anaknya. Dan hal itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, mendidik anak sejak dini sebelum masuk ke jenjang pendidikan formal, memberikan contoh-contoh atau uswah yang baik, menerapkan pola-pola berfikir dan berperilaku yang baik di dalam maupun di luar rumah.
 Mengingat perkembangan anak yang amat pesat pada usia sekolah, dan mengingat bahwa lingkungan keluarga sekarang tidak lagi mampu memberikan seluruh fasilitas untuk mengembangkan fungsi-fungsi anak, terutama fungsi intelektual dalam mengejar kemajuan zaman modern, maka anak memerlukan satu lingkungan sosial yang baru yang lebih luas; berupa Sekolahan, untuk mengembangkan semua potensi.
Dalam perkembangannya, seorang anak didik pasti memiliki karakter yang berbeda-beda dengan peserta didik lainnya. dengan dasar inilah seorang pendidik hendaknya dapat mengenal anak didiknya, karena secara tidak langsung dapat membantu dalam proses belajar mengajar. oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang pentingnya mengenal anak didik.

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa mengenal anak didik itu penting ?
2. Apa tujuan dari mengenal anak didik ?
3. Bagaimana pengaplikasian mengenal anak didik dalam dunia pendidikan ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya mengenal anak didik
1. Apa dan siapa Murid ?
Murid adalah salah satu komponen dalam pengajaran, disamping faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran. Sebagai salah satu komponen maka dapat dikatakan bahwa murid adalah komponen yang terpenting diantara komponen lainnya.

2. Alasan pentingnya mengenal anak didik
Salah satu tujuan dari pendidikan adalah menolong anak mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan sangat menguntungkan baik bagi anak maupun bagi masyarakat. Anak didik memandang sekolah sebagai tempat mencari sumber “bekal” yang akan membuka dunia bagi mereka. Orang tua memandang sekolah sebagai tempat di mana anaknya akan mengembangkan kemampuannya. Pemerintah berharap agar sekolah akan mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga negara yang cakap.
Bimbingan merupakan sebagian dari pendidikan, yang menolong anak tidak hanya mengenal diri serta kemampuannya tetapi juga mengenal dunia di sekitarnya. Tujuan bimbingan adalah untuk menolong anak didik dalam perkembangan seluruh kepribadian dan kemampuannya. Agar dapat menolong anak ia harus dikenal dalam segala aspeknya dan dalam konteks(situasi) hidupnya dimana ia hidup. Tanpa pengenalan tidak mungkin kita membuat rencana yang efektif untuk mengadakan perubahan dalam diri anak tersebut. Bimbingan yang benar dan yang dapat berhasil harus didasarkan pada pengenalan terhadap dan tentang anak didik yang dibimbingnya.
Mengenal anak berarti mengenal respons dan tingkah lakunya dalam bermacam-macam situasi. Mengenal tidak hanya berati atau meliputi pengumpulan data-data dan tingkah laku tentang anak, karena “data” itu sendiri hanya dapat digunakan dengan baik jika bertalian dengan situasi dan waktu di mana fakta-fakta tersebut telah diperoleh.
3. Hal-hal yang Perlu Dikenal pada anak didik Ialah:
a. Hakikat anak : setidaknya terdapat tiga pandangan tentang anak, diantaranya :
·                       Pandangan lama, menyebutkan bahwa anak adalah orang dewasa yang kecil.  Karena itu segala sesuatunya perlu dipersamakan seperti halnya orang dewasa.
·                       Anak adalah sebagai anak, anak tidak bisa dan tidak mugkin dipersamakan sebagai orang dewasa.
·                       Anak adalah hidup didalam masyarakat dan dipersiapkan untuk hidup di masyarakatnya. Dan pada intinya anak bukan manusia dalam bentuk kecil, atau seorang dewasa minus beberapa hal yang belum dimiliki. Anak adalah seorang yang berada pada sesuatu masa perkembangan tertentu dan mempunyai potensi untuk menjadi dewasa.
b. Kebutuhan pokok anak : tiap anak membutuhkan hal-hal tertentu dan apabila kebutuhan itu tidak dipenuhi anak tersebut akan mengalami masalah-masalah tertentu. Kebutuhan pokok dapat dibagi dalam tiga aspek, yaitu: kebutuhan jasmani,kebutuhan kejiwaan (psychologis) dan kebutuhan rohani.
Biasanya kebutuhan jasmani diidentikkan dengan pendidikan akhlak atau tingkah laku, Hadits dari Ibnu Abas Rasulullah bersabda:
“… Akrabilah anak-anakmu dan didiklah akhlak mereka.”
Rasulullah saw bersabda:
”Suruhlah anak-anak kamu melakukan shalat ketika mereka telah berumur tujuh tahun dan pukullah mereka kalau meninggalkan ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud).
Dan kebutuhan kejiwaan dan rohani diidentikkan dengan pendidikan keimanan, contohnya seperti Memanfaatkan momen religious
Seperti Sholat bersama, tarawih bersama di bulan ramadhan, tadarus, buka shaum bersama. Memberi kesan positif tentang Allah dan kenalkan sifat-sifat baik Allah, Jangan mengatakan “ nanti Allah marah kalau kamu berbohong” tapi katakanlah “ anak yang jujur disayang Allah”.dengan memberi teladan, anak akan bersikap baik jika orang tuanya bersikap baik karena anak menjadikan orang tua model atau contoh bagi kehidupannya.
“hai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”.(Q.S 61:2-3)
c. Langkah-langkah perkembangan: Perkembangan anak meliputi segi-segi jasmani, jiwa dan rohani juga. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang mengambil peranan besar dalam membentuk watak anak.
d. Latar belakang masyarakat
e. Latar belakang keluarga
f. Tingkat intelegensi
g. Hasil-hasil belajar
h. Kesehatan badan
i. Hubungan-hubungan antar pribadi
j. Kebutuhan-kebutuhan emoisonal
k. Sifat-sifat kepribadian
l. Bermacam-macam minat belajar

4. Struktur kejiwaan anak dibagi menjadi tiga katagori diantaranya:
• Nafs Mutmainnah
• Nafs lawwamah
• Nafs amarah`
Nafsu secara etimologi berarti jiwa. Adapun nafsu secara terminologis ilmu tasawwuf akhlaq, nafsu adalah dorongan-dorongan alamiah manusia yang mendorong pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Nafsu Mutmainnah ialah nafsu yang tibul dari diri anak yang mengajak kepada kebaikan, selalu menuruti kehendak orang tuanya, tidak membantah dan selalu taat kepada Allah serta selalu menjalankan peraturan-peraturan baik itu di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah.
Nafsu Lawwamah Yaitu jiwa yang sudah sadar dan mampu melihat kekurangan-kekurangan diri sendiri, dengan kesadaran itu ia terdorong untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan rendah dan selalu berupaya melakukan sesuatu yang mengantarkan kebahagian yang bernilai tinggi. Ustadz Arifin ilham pernah mengatakan bahwa orang yang masih memiliki nafsu lawammah ini biasanya disaat ia melakukan maksiat/dosa maka akan timbul penyesalan dalam dirinya, namun dalam kesempatan lain ia akan mengulangi maksiat tersebut yang juga akan diiringi dengan penyesalan-penyesalan kembali. Selain itu ia juga menyesal kenapa ia tidak dapat berbuat kebaikan lebih banyak Nafsu ini tergolong pada tahap kedua, nafsu ini disinyalir Al-Qur’an : Artinya : Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri). (QS. Al- Qiyamaah : 2).
Nafsu amarah Yaitu jiwa yang masih cenderung kepada kesenangan-kesenangan yang rendah, yaitu kesenangan yang bersifat duniawi. Nafsu ini berada pada tahap pertama yang tergolong sangat rendah, karena yang memiliki nafsu ini masih cenderung kepada perbuatan-perbuatan yang maksiat. Secara alami nafsu amarah cenderung kepada hal-hal yang tidak baik. Bahkan, karena kebiasaan berbuat keburukan tersebut, bila mana dia tidak melakukannya, maka dia akan merasa gelisah, sakau dan gundah gulana. Allah SWT berfirman dalam al-qur’an  Artinya: Sesungguhnya nafsu itu suka mengajak ke jalan kejelekan, kecuali (nafsu) seseorang yang mendapatkan rahmat Tuhanku (QS. Yusuf : 53).
B. Tujuan mengenal anak didik
Guru mengenal murid-muridnya dengan maksud agar guru dapat membantu pertumbuhan dan perkembangannya secara efektif. Adalah penting sekali mengenal dan memahami murid dengan seksama, agar guru dapat menentukan secara seksama bahan-bahan yang akan diberikan, menggunakan prosedur mengajar yang serasi, mengadakan diagnosis atas kesulitan. Beberapa tujuan mengenal anak didik adalah :
a. Tahu bagaimana memperlakukan mereka.
Misalnya kita memiliki anak yang sanguinis, dimana ciri-ciri dasar mereka adalah suka berbicara dan sangat ekspresif. Beberapa orang tua merasa khawatir, saat mengetahui buah hatinya sangat cerewet. Jangan sampai kita membanding-bandingkan dengan orang lain, biasanya saudara kandungnya, yang cenderung pendiam, dengan mengatakan,”Kamu bisa nggak seperti kakakmu, pendiam, dan nggak suka bikin keributan.” Atau dengan banyak melarang anak yang sanguinis untuk bicara. Jangan sampai larangan-larangan kita melukai buah hati kita, dan harus menjadi “orang lain”. Hal ini bisa menghambat pertumbuhan kedewasaan sang anak. Akan lebih baik bila kita mengarahkan “kekurangan” sang anak tersebut menjadi sebuah kelebihan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, serta demi kebaikan masa depan sang anak. Misalnya, dengan mengajarkan mereka kata-kata yang baik, mengajari mereka menasihati, menghindarkan mereka dari kata-kata yang kasar (yang bisa menyakiti orang lain), mengajari mereka untuk berbicara dengan lembut (tidak dengan membentak), sehingga nantinya saat mereka dewasa, mereka menjadi anak yang baik dalam bertutur kata dan bertindak.
b. Mengenal potensi dan bakat anak
Dalam hal ini akan dicontohkan pribadi seorang anak yang mempunyai karakter melankolis, Kebanyakan anak melankolis memiliki bakat-bakat di bidang seni, misalnya bermain piano, menulis, menggambar, dan masih banyak lagi. Hobi mereka cenderung sesuatu yang membutuhkan konsentrasi dan membutuhkan waktu untuk sendiri untuk mendapatkan hasil yang baik.
Anak melankolis cenderung suka menyendiri. Tentu saja bila kita terlalu banyakmereka menyendiri akan memberikan dampak yang tidak baik bagi masa depan mereka, misalnya mereka bisa tumbuh menjadi anak yang anti-sosial. Maka kita harus mengarahkan mereka agar mereka mau bersosialisasi, misalnya dengan meminta mereka bergabung dalam organisasi sosial dan agama, mengikutkan mereka dengan bimbingan belajar yang bersifat non-privat, mendorong mereka untuk berani tampil (ikut lomba-lomba dan pentas seni), dan masih banyak lagi.
c. Membentuk mereka agar memiliki kedewasaan yang utuh
 Semua orang yang ingin bisa diterima oleh setiap orang harus belajar untuk memiliki dan minimal memahami karakter yang lain. Itulah pentingnya bersosialisasi dan bimbingan dari orang tua. Jadi meskipun buah hati kita berkarakter koleris, tetap belajar memahami perasaan orang lain seperti anak melankolis, tetap bisa belajar tersenyum meski hati sedang gundah seperti anak sanguinis, meski suka mengatur dan cenderung ingin “berkuasa, namun tetap “cinta damai” seperti anak plegmatis.
Untuk bisa menjadi pribadi yang dewasa seperti itu, selain mengetahui kekurangan mereka, mereka juga harus belajar menghilangkan atau minimal mengontrol “kekurangan” mereka.
d. Mengendalikan kekurangan
Menghilangkan kekurangan yang ada di dalam diri kita hampir tidak mungkin, karena setiap orang pasti memiliki kekurangan. Yang paling mungkin dilakukan adalah mengendalikan kekurangan. Misalnya sifat pemarah, banyak bicara, dan terlalu pendiam. Kita bisa mengendalikannya dengan marah yang masih memakai akal sehat, banyak bicara yang kata-katanya bisa memberikan manfaat bagi diri sendiri serta orang lain, dan pendiam yang bisa memberikan suasana damai kala terjadi pertengkaran.
Bagaimana pun caranya, kita harus mengajak anak didik kita pentingnya bersosialisasi dan membimbing mereka. Cara terbaik untuk bisa mengendalikan kekurangan seseorang adalah dengan belajar menerima kekurangan setiap orang. Cara terbaik bisa menerima kekurangan setiap orang adalah dengan belajar memahami setiap orang. Dan cara terbaik untuk bisa memahami setiap orang adalah dengan cara bersosialisasi.
C. Pengaplikasian mengenal anak didik dalam pesantren
Mengenal anak didik dalam pendidikan di pesantren memiliki karakter yang berbeda jika dibandingkan dengan mengenal anak didik diluar pesantren. karena dilingkungan pesantren umumnya santri beranggapan atau berfikir bahwa ia tidak lagi bebas seperti ketika dirumah. Dengan alasan inilah terkadang terjadi pemberontakan-pemberontakan dalam diri santri yang salah satunya dilampiaskan dengan tidak mentaati peraturan pondok.
Berdasarkan permasalahan ( kasus ) di atas, maka kami melakukan sedikit wawancara dengan salah satu pendidik madrasah diniyyah di PPP. AL-MARDLIYYAH BAHRUL ULUM dengan beberapa pertanyaan di bawah ini :
1.                     Bagaimana jika anda dihadapkan dengan santri yang malas diniyyah ?
2.                     Pendekatan apa yang akan anda lakukan ?
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
3.      Alasan pentingnya mengenal anak didik adalah karena Tanpa pengenalan tidak mungkin kita membuat rencana yang efektif untuk mengadakan perubahan dalam diri anak tersebut. Bimbingan yang benar dan yang dapat berhasil harus didasarkan pada pengenalan terhadap dan tentang anak didik yang dibimbingnya.
4.      Beberapa tujuan mengenal anak didik adalah agar kita tahu bagaimana kita memperlakukan mereka, mengenali potensi dan bakat anak, membentuk mereka agar memiliki kedewasaan yang utuh dan mengendalikan kekurangan.
B. Saran
Seyogyanya para pembimbimg atau pendidik tidak menempatkan diri sendiri diatas kedudukan anak; akan tetapi sebaiknya mendudukkan diri disamping anak didikya. sehingga pendidik mampu memahami anak didiknya.




 

PENTINGNYA MENGENAL ANAK DIDIK DALAM PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan Islam




Oleh :
Agustin Mufarrohah
Faridatul Unsia
Nur Hidayati

Dosen Pengampu :
 Zainur Arifin, M. Pd. I.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI ISLAM BANI FATTAH TAMBAKBERAS JOMBANG
2012

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim…
            Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin. Sholawat  dan salam semoga tetap Allah tetapkan atas Nabi Muhammad SAW, keluarganya para sahabat dan para pengikutnya.
            Syukur kami panjatkan atas selesainya makalah kami yang berjudul, " PENTINGNYA MENGENAL ANAK DIDIK DALAM PENDIDIKAN ", didalam makalah ini kami membahas tentang aspek-aspek pendukung dalam proses belajar mengajar, yang salah satunya adalah pentingnya mengenal anak didik, tujuan mengenal anak didik serta pengaplikasiannya dalam dunia pesantren.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan agar kami dapat menjadikan makalah-makalah kami selanjutnya lebih baik lagi. semoga apa yang kami sampaikan dalam makalah ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca pada umumnya dan bagi kami khususnya, dan akhirnya semua akan kembali kepada Allah SWT. semoga menjadi barokah untuk semuanya..
Amin ya Robbal ‘Alamin…..                    

                                            Jombang, 04 Oktober 2012
                                                                Penyusun,


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I  : PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
B. Rumusan Masalah
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pentingnya mengenal anak didik
B. Tujuan mengenal anak didik
C. pengaplikasian mengenal anak didik dalam pesantren
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar: