Di Rumah
Suami: aku pergi bekerja wahai istriku tercinta, apakah kau menginginkan sesuatu?
Istri : semoga Alloh membalas kebaikanmu, suamiku tercinta..
Untukmu. . . Aku (hanya) berharap semoga Alloh menganugrahi seorang
anak kepada kita, semoga Alloh menolong(mempermudahkan) mu dalam
bekerja.
Suami: Alhamdulillah.. Sungguh semua itu merupakan kehendak Alloh istriku...
Alloh SWT berfirman:“Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi. Diciptakan apa yang dikehendaki. Dikaruniakannya anak perempuan saja kepada siapa yang dikehendakinya dan anak laki-laki saja kepada siapa yang dikehendakinya. Atau dikaruniakannya anak laki-laki maupun anak perempuan. Dan dia jadikan mandul siapa yang dikehendakinya. Sesungguhnya Dia maha Mengetahui dan maha Kuasa.” ( As-Syura : 49-50 )
Istri : Nggeh,, Alhamdulillah Begitu Banyak Nikmat Alloh(yang Dilimpahkan)
untuk Kita.
Suami: Aku Titipkan Kau pada Alloh (Semoga Alloh Menjagamu), Wahai Istriku
Sayang...... .
Istri : Semoga Alloh Menjaga(melindungi)mu Dari Segala Keburukan Suamiku
Sayaang.....
فى أثناء الطريق
أحد الرجال : جزاك الله خيرا يا ابا عبدالله
عبد الحكيم : أسئل الله ان يستجيب لك ويرزقني عبدالله
ابو عمر : السلام عليكَ يا عبدَ الحكيم
عبدالحكيم : وعليكَ السلام ورحمة الله وبركاته يا ابا عمر
ابو عم : لقدكبرت فى السن يا عبد الحكيم ولم ترزق بالولد الى الأن
عبدالحكيم : إنه قضاء الله وقدره وأنا راض الحمدلله
ابو عم : ألم تسمع عن أطفال عثمان الهيتام؟
عبدالحكيم : لا, من هم؟
ابو عمر: هاه....إنهم أطفال شردتهم الحرب ظالمة الدائرة فى........ولم يعد أحد
يرعاهم فأقامت بعض المؤسسات لإحضار بعضهم فى بلادنا كي يترابوا على الإسلام ولايتركوا هناك فيشبوا على الغفروالعياذ بالله
عبدالحكيم : لاحول ولا قوة الا بالله
ابو عمر : اذهب إلى إحدى هذه المؤسسات واتبنّ طفلا ليعوذك عن فتن الغلام
عبدالحكيم : أري أنها فكرة طيبة ولِمَ لا؟
ابو عمر : حسنا,,,وهاهو عنوان إحدى تلك المؤسسات
عبدالحكيم : جزاك الله خيرا يا أخي
Di Tengah Jalan
Semoga Alloh membalas kebaikanmu wahai Abu Abdillah
Abdul hakim: Aku pinta pada Alloh agar mengabulkan (doa) mu Abdulloh dan
memberiku rizqi abdullah( berupa anak)
Abu Umar : assalamu ‘alaika hai abdul hakim....
Abdul hakim: wa’alaikassalam warohmatullohi wa barokatuh wahai abu umar
Abu umar : usiamu semakin tua, tetapi sampai sekarang belum juga dikaruniai
seorang anak wahai abdul hakim
Abdul hakim: Hal itu sudah menjadi qodho’ dan qodar-NYA dan alhamdulillah aku
rela (ikhlas) .
Abu Umar : belumkah kau mendengar (info) tentang anak-anak usman al-haitam?
Abdul Hakim: Belum, siapa mereka?
Abu Umar (kaget atas ketidaktauan abdul Hakim) : hhaa.. mereka adalah anak
anak yang yang diperlakukan secara sewenang-wenang oleh pertempuran (para penjajah)dan tak seorang (pun) yang datang kembali untuk menjaga mereka.(oleh sebab itu),ada beberapa sebagian yayasan berantusiasi untuk menghadirkan mereka di negara kita supaya mereka terdidik berasas islam serta tidak tertinggal di sana sehingga mereka menjadi pemuda-pemuda (yang senantiasa mengharapkan) ampunan dan berlindung kepada Alloh.
Abdul Hakim: Tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Alloh
Abu Umar : Pergilah ke salah satu yayasan ini ! dan jadikanlah seorang anak
sebagai anak angkatmu agar Allah melindungimu dari fitnah orang-orang.
Abdul Hakim: aku pikir bahwa itu ide yang bagus, kenapa tidak?
Abu Umar : Oyi... Ini dia alamat dari salah satu yayasan tersebut
Abdul Hakim: Semoga Alloh membalas kebaikanmu hai dulurku...
فى البيت
الزوجة : نعم إنها فكرة طيبة كيف ......؟
الزوج : وبذالك يكون قد تحقق لنا وجودالعند
وأيضا لعلنا أجر بتربيتنا لهذا اليتيم
انا وكافل اليتيم فى الجنة هكذا
Di Rumah
Istri : ya.. itu bagus, bagaimana................???
Suami : Dengan itu kita benar-benar berstatus mempunyai anak
dan juga bekmenawi kita mendapat pahala dengan mendidik anak yatim ini.
Sungguh Rosululloh SAW telah bersabda:
Istrinya : Shollohu Alaih
Suami : “Aku dan penanggung anak yatim seperti demikian di surga”
دار رعاية الأيتام
الزوجة : سبحانه أقول هؤلاء فقدوااباءهم واين .......؟تعال يا صغيريmonkeyهذا
وطفل الذي أريد
مرأة : حسنا، ولكن لابدّ من تسليم باسم كوماندان اودارا
Panti Asuhan
Istri : Ku ucapkan Suhanalloh (Maha Suci Alloh), (anak-anak yang malang),
mereka telah kehilangan orang tua mereka, dimana....??? kemarilah si
mungil, inilah anak yang aku ingin...
Wanita : baik.. akan tetapi kamu harus konfirmasi (terlebih dahulu) kepada
komandan udara
فى البيت
الزوجة : أرى أنك قد أحببته صريحا يا أبا عبدالله
الزوج : نعم، أحببته كثيرا وأسأل الله أن يجعله ابنا صالحا وَ يعَوِّذَنَالله به عما يحرّمنا من
الغلط .
لابدّ أنه أخي عبد الرحمن فقد أخبرته أنّني أذهب له مفاجأة
عبدالرحمن: السلام عليكم
الزوج : وعليكم سلام ورحمة الله وبركاته , تفضل يا أخي , لقدجوّعتني كثيرا يا أخي
لأعرف ما هذه المفاجأة
الزوج : حسنا, أقدّم لك ابني عبدالله
عبدالرحمن : ابنك؟ ولكنك(يكرر كلامه مرّتين) الى الأمس لم يكن عندك ايّ أولاد, فكيف؟
الزوج : تعال يا أخي وسأشرح لك
فرأينا ان نتبنى هذا الطفل لنقوم برعايته وتربيته ويؤنس وحدتناولنا لأجرامن الله
عز وجل
عبدالرحمن : ولكن هذا الأمر لايجوز بحال من الأحوال فاتّبنّ بهذه الصورة غير مشروح
كيف هذا؟ألم يتّبنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم زيد ابن حارثة؟
نعم . هذا حدث أولا حتى أنه رضي الله عنه كان يلقّب بزيد ابن محمد ثم أنزل
الله
عز وجل قوله "ادعوهم لأبائهم هو أقسط عند الله و أيضا قوله تعالى ما كان
محمد ابا أحدمن رجالكم ولكن رسول الله وخاتم النبيّين فأبطل بذلك حكم التبنّ
ولكن,,ألم يحوضنا رسول الله ص.م حال كفالة اليتيم؟
نعم,, ولكن كفالة اليتيم تعنى القيام بأموره من نفقة وكسوة وتأديب وتربية وغير ذلك
لقول الله سبحانه ادعوهم لأبائهم.هو أقسط عندالله فإن لم تعلموا أبائهم فإخوانكم
فى الدين و مولّيكم اي انه اذا لم يعلم أبائهم الحقيقى فإنه ينسب الى يعرف به
كأن يقال فلان شامي نسبة الى شام اوفلان مقدسي نسبة الى مقدس وغير ذلك
ولكن لابد من تزيينه .......... باسم ابيه وغير معروف انك ينسب الى عبد
الرحمن مثلا والخلق كلهم لعباد الله وابوه منهم وما نفعل اذا لم يوافق القائمون
على المؤسسات على ذلك اذا كان هذا النعم في حالة الدواية قد تؤدى الى القضاء
على الحياة أو لنشئته على غير دين الإسلام روتعين هذا التزيين وسيلة ايلاء
(الناضى) فلا خرج حينئذ فى التزيين الكفيل له فى العوارق اذاالضرورات تبيح
المحظورات ومتى زال سبب هذه الضرورة يجب نسبها هذا الكفل لأبائهم
الحقيقى اننى ينخلق والا فاخوة الدين...
............. .غفرانك ربنا واليه المصير ارجوك ان لا تحزن يا اخي فالله سبحانه
وتعالى هو العليم الحكيم فإن هذا التشريع ربانيا ...... حفظا للمجتمع من اسباب
الفتن وحفظا من حقوق المالية لمن هو أولى بها
وان هذا هو الحكيم اعوذ بالله عن احزن عن حكم الله يا اخي فإن اعلم تماما على
ما قضى به هو اللطيف الخبير ربنا سبحانه وللصالحين
Di Rumah
Istri : Aku melihatmu tampak begitu mencintainya wahai abu abdillah
Suami: yaa.. Aku sangat mencintainya. Dan aku pinta pada Alloh agar
menjadikannya anak yang sholeh serta ku berlindung kepada-Nya dari
segala bentuk kesalahan yang dilarang oleh-Nya.
(Tok.. tok.. tok.. )
Suami: Pasti dia saudaraku abdur rohman, aku telah mengabarinya untuk datang
segera.
Abdur Rohman : Assalamu’alaikum
Suami: Wa’alaikumsalam Warohmayullohi Wabarokatuh, moggo... dulurku,
Abdur Rohman : sungguh kau telah membuatku begitu penasaran untuk
mengetahui info apa sih ( agar aku datang segera)???
Suami: Oke,,,, akan aku perlihatkan padamu putraku bernama “Abdulloh”
Abdur Rohman : Putramu???tapi...tapi... dari kemarin kamu ta’ punya anak satu
pun, kok bisa???//!!!??***####
Suami: kemarilah saudaraku, akan aku jelaskan padamu, kami fikir dengan
mengadopsi anak ini, kami bisa mengasuh, mendidik, dan menghibur
kesendiriannya and secara,,,kami juga dapat pahala dari ALLoh Azza Wa Jalla.
Abdur Rohman : Tetapi hal ini tidak diperbolehkan dalam keadaan apapun,...
suami : bagaimana ini?? Bukankah Rosululloh pernah mengadopsi Zaid bin
haritsah??
Abdur Rahman: ya, ini peristiwa pertama kali, sampai akhirnya Zaid RA dijuluki
dengan nama Zaid bin Muhammad. Kemudian Allah menurunkan firmannya yang berbunyi :”“Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan memakai nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil di sisi Allah Swt,,,” dan juga firmannya yang berbunyi “ Tidaklah Nabi Muhammad seorang ayah dari salah satu di antara kalian melainkan seorang rasul(utusan) dan Nabi terakhir, (karena firman itu), batallah hukum adopsi.
Suami: tidakkah Rasulullah menjelaskan masalah tentang hal menanggung anak
yatim?
Abdur Rahman: yo’i ...tapi yang dimaksud dari menanggung anak yatim disini
adalah melaksanakan tanggung jawabnya berupa menafkahi, memberi
pakaian, mendidiknya, dan sebagainya, berdasarkan firman Allah
SWT:“Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan memakai nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil di sisi Allah Swt, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu se-agama dan maula-maulamu. (Q.S. al-Ahzab : 5 ).
Hal ini mengandungpengertian bahwa jika tidak diketahui ayah asli maka anak adopsi tersebut dinisbatkan pada sesuatu yang dikenal. Seperti fulan syamiy(orang syam) dengan menisbatkan pada kota syam, atau fulan maqdisiy (orang maqdis) dengan menisbatkan pada kota maqdis dan lain sebagainya. Akan tetapi tetap harus menyertakan nama ayah aslinya dan yang tidak dikenal. Jadi semisal nama abdullah atau Abdur Rahman. Selain beridentitas dengan memakai namanya sendiri nama orang tuannya juga masuk di dalamnya.
Suami: dan apa yang kita lakukan jika seumpama penyelenggara salah satu
yayasan tidak setuju atas semua itu?
Abdur Rahman : jika anak yatim ini berada dalam ranah(kebutuhan) yang begitu
penting sehingga menuntut kita agar memenuhi untuk
kehidupan kita maka dalam hal ini penanggung anak yatim boleh
memberi nama(tanpa menisbatkan kepada ortunya) karena
berdasar pada kaidah “keterpaksaan memperbolehkan seseorang
untuk melakukan perkara yang asalnya dilarang”. Dan ketika
hilang sebab kemadlaratannya maka tetap dinisbatkan pada
nama ayahnya yang asli, itu jika diketahui, jika tidak maka
dinisbatkan pada saudara-saudaranya yang seagama.
Suami: injihh,,,,semoga Allah, tuhan kami mengampuni kami dan hanya
kepadanyalah tempat kami kembali
Abdur Rahman: aku harap agar pean tak sedih saudaraku karena Allah maha
mengetahui dan maha bijaksana, semua itu merupakan ketentuan ilahiyah
yang agung dalam menjaga nasab (keturunan kita).................... Menjaga
(harkat, martabat) masyarakat(manusia) dari sebab-sebab fitnah serta
menjaga hak-hak harta manusia bagi pemilik harta yang ia paling berhak.
Suami: sesungguhnya inilah (aturan Allah) yang bijaksana, aku meminta
perlindungan pada Allah dari kesedihanku atas hukum(keputusan) yang
Dia berikan hai saudaraku,,,dan (kini) aku sangat tahu bahwa apa yang
Allah gariskan untuk kita adalah (semata-mata) untuk(memberi manfaat)
orang-orang yang shaleh. Bukankah Allah lebih mengetahui (keadaan)
manusia yang telah Dia ciptakan??, Dialah Dzat yang maha lembut lagi
yang maha mengetahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar